Craft with Culture: Journey of Yogyakarta

Yogyakarta — Minggu (06/06/2021)Kotagede, sebuah kecamatan yang terletak di Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Daerah ini berbatasan dengan Kabupaten Bantul sebelah utara, timur, dan selatan, serta berbatasan dengan Kecamatan Umbulharjo di sebelah barat.

Sejak zaman dahulu, penduduk asli Kotagede yang disebut rakyat Kalang memiliki keahlian membuat kerajinan ukiran kayu, perak, dan emas, sehingga tidak heran jika kemudian Kotagede menjadi sentra kerajinan perak yang indah dan terkenal luas hingga ke mancanegara. Kini Kotagede bahkan menjadi identik dengan kerajinan perak.

Sebagai sarana bagi masyarakat Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, tahun ini Korps Mahasiswa Hubungan Internasional UMY telah melaksanakan acaraCraft with Culture: Journey of Yogyakarta. Agenda ini merupakan salah satu program kerja Divisi Bahasa dan Budaya Komahi UMY yang secara umum memperkenalkan lebih banyak mengenai budaya lokal. Datang dengan menampilkan kerajinan khas daerah Yogyakarta dengan nilai budaya yang melatarbelakanginya. Dalam agenda ini telah mengunjungi salah satu tempat pengrajin perak di Kotagede, Yogyakarta yaitu Waroeng Perak 925 Bandiono.

Waroeng Perak 925 Bandiono sendiri sudah berdiri selama lebih kurang 70 tahun dari generasi ke generasi keluarga Pak Bandiono. Keterampilan yang sudah diturunkan dari generasi ke generasi tidak membuat kualitas dari hasil produksi perak itu menurun dibuktikan dengan permintaan dari dalam dan luar negeri seperti Australia, Jepang dan lain-lain.

Ratusan warga Kotagede menggantungkan hidupnya dari kerajinan perak ini. Lihat saja, di sepanjang jalan utama ini berjajar toko-toko yang menjajakan kerajinan perak. Kata ‘perak’ dan ‘silver’ tertera di kanan-kiri Jalan Kemasan, Jalan Mondorakan, hingga Jalan Tegal-Gendu.

Pengrajin perak di Kotagede terkenal dengan produknya yang unik, halus, dan telaten dalam menggarap produk peraknya sehingga menghasilkan karya seni bernilai tinggi. Ratusan jenis kerajinan perak dihasilkan oleh pengrajin perak, mulai dari cincin, giwang, bros, miniatur sepeda, becak, andhong, kapal-kapalan, dan berbagai hiasan lainnya.

Harga jual kerajinan perak Kotagede bervariasi, mulai yang termurah yaitubros rata-rata Rp10.000, cincin perak mulai harga Rp100.000, miniatur becak Rp250.000, dan miniatur andhong Rp200.000. Bahkan ada yang harganya mencapai puluhan juta rupiah tergantung tingkat kerumitan dan banyaknya bahan baku yang digunakan.