Teori Hubungan Internasional dalam Film Thirteen Days: To Attack or Not To Attack

ILMU Hubungan Internasional adalah salah satu ilmu yang memiliki dimensi pembelajaran yang luas. Ilmu HI tidak hanya dapat dipelajari melalui kelas-kelas dan seminar-seminar formal, namun dapat melalui media-media paling tak terbayangkan sekalipun, layaknya video musik maupun film. Salah satu film dengan unsur ilmu HI yang kuat adalah “Thirteen Days” yang diproduksi oleh Beacon Pictures pada 2001. (flo/nad/ejak)

Ulasan Film Thirteen Days

Thirteen Days adalah sebuah film yang bercerita tentang sejarah Amerika Serikat (AS) yang disutradarai oleh Roger Donaldson. Film yang menelan biaya produksi hingga 80 juta dollar dan memperoleh pendapatan ‘hanya’ sebesar 66 juta dollar ini mendapatkan rating cukup baik sebesar 83% serta beberapa penghargaan internasional seperti Best Performance Actor di Satellite Awards.

Film ini bercerita tentang krisis 13 hari yang dialami oleh pemerintahan AS saat mengetahui rencana misil Kuba. Diawali dengan terungkapnya foto udara yang diambil oleh pesawat U-2 atas pembangunan nuklir SS-4 Sandal berjumlah 32 rudal milik Uni Soviet di Kuba.

Dalam menanggulangi ancaman ini pertama-tama ada dua opsi yang dicanangkan Dean Rusk sebagai Menteri Luar Negeri (Secretary of State) yaitu:

  1. Tekanan internasional
  2. Serangan udara

Kemudian kedua opsi itu dielaborasi menjadi:

  1. Pembedahan serangan udara
  2. Memperbesar kekuatan serangan udara Uni Soviet
  3. Invasi

Pada tanggal 23 Oktober gedung putih menyiarkan DEFCON3 yang di konferensi tersebut menjelaskan beberapa opsi dari Kennedy yang akan dilakukan oleh AS terhadap Kuba:

  1. Melakukan karantina dengan seksama pada semua peralatan militer disetiap pengangkutan ke Kuba akan dimulai.
  2. Secara berlanjut akan meningkatkan pengawasan terhadap pembangunan militer tersebut.
  3. Menganggap bahwa setiap peluncuran nuklir dari kuba melawan setiap negara barat adalah sebagai serangan dari Uni Soviet (dibicarakan di PBB).

Beberapa hari kemudian, AS berhasil meluncurkan pesawat dengan tingkat ketinggian rendah ke Kuba untuk memotret secara dekat keadaan operasi militer disana sebagai bukti yang akan dibawa ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Setelahnya, Duta Besar AS Adlai Stevenson dikirim ke PBB untuk mengimbangi informasi yang diberikan dari pihak Uni Soviet di forum internasional.

Setelah manuver di PBB, Bobby diutus ke Duta Besar Uni Soviet terhadap AS untuk membicarakan permasalahan nuklir di Kuba, hasilnya Duta Besar mengatakan bahwa Khruschev tidak akan menarik rudal di Kuba sebelum AS menarik Rudalnya di Turki. Maka diputuskan bahwa AS akan menarik rudal di Turki dengan alasan di media bahwa nuklir tersebut sudah usang dengan jangka waktu 6 bulan untuk penarikan. Hal tersebut mendapatkan kesepakatan dan akhirnya rudal di Kuba ditarik kembali.

Dalam film ini, terdapat banyak fenomena yang dapat dianalisis menggunakan teori Hubungan Internasional. Salah satunya adalah Teori Pilihan Rasional (Rational Choice Theory).

Analisis Teori Pilihan Rasional pada film Thirteen Days

Salah satu teori yang ada dalam film ini yang paling menonjol adalah Teori Pilihan Rasional atau Rational Choice Theory. Teori ini merupakan tindakan rasional dari individu atau aktor untuk melakukan suatu tindakan berdasarkan tujuan tertentu dan tujuan itu ditentukan oleh nilai atau tujuan. Negara sebagai aktor-aktor yang rasional berusaha untuk memilih tiap pilihan alternatif untuk memaksimalkan benefit dan meminimalkan cost yang diterima.

Dalam jurnal Rigor or Rigor Mortiz? Rational Choice and Security Studies oleh Stephen M. Waltz dinyatakan bahwa:

  1. Rational choice theory is individualistic: social and political outcomes are viewed as the collective product of individual choices (or as the product of choices made by unitary actors)
  2. Rational choice theory assumes that each actors seeks to maximize its ‘subjective expected utility’. Given a particular set of preferences and a fixed array of possible choices, actors will select the outcome that brings the greatest expected benefits.
  3. The specification of actors’ preferences is subject to certain constraints: (a) an actor’s preferences mus be complete (meaning we can rank order heir preference for different outcomes); and (b) preferences must be transitive (if A is preferred to B and C, then A is preferred to C)

Dari penjelasan mengenai rational choice theory dapat disimpulkan bahwa teori ini merupakan instrumen mengenai maksud dan tujuan atau pilihan terarah dari negara untuk mencapai kepentingannya di lingkungan internasional.

Jelas sekali, “Thirteen Days” ini bercerita secara masif mengenai pengambilan keputusan yang melibatkan teori pilihan rasional. Terdapat beberapa dialog di mana teori pilihan rasional ini muncul. Dialog-dialog ini muncul pada kisaran birokrasi presiden John F. Kennedy dan para penasihatnya ketika mendiskusikan tindak lanjut kegiatan instalasi nuklir di Kuba.

Dean Rusk, Menteri Luar Negeri memberikan dua opsi kepada presiden Kennedy dalam dialog ini:

“Terdapat dua pilihan bagi kita, yang pertama kita melakukan tekanan internasional melalui PBB dan membuat Soviet dikucilkan atau kita melakukan serangan udara”.

“Soviet hanya mengerti satu kata: aksi. Dan hanya satu kata yang bisa menjawabnya: lawan”.

Kemudian Bobby Kennedy mengatakan dialog:

“Semua setuju cara diplomatik tidak akan berhasil dan terlalu lamban”.

John F. Kennedy:

“Ada dua opsi yang kita punya. Pertama, serangan udara dan menghentikan operasi rudal mereka. Kedua, serangan udara yang lebih besar untuk melawan kekuatan udara mereka dan ketiga, invasi”.

“Mereka tidak akan tinggal diam apabila bukan hanya rudalnya yang diserang melainkan juga tentaranya”.

Dari dialog-dialog diatas dapat diketahui bahwa penasihat presiden sedang melakukan penghitungan untung-rugi, cost-benefit antara melakukan serangan atau melakukan jalur diplomasi. Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa cost yang didapat dari dua opsi tersebut sama-sama sulit dan besar.

COST Invasi Diplomasi
Banyak tentara AS akan mati sebagaimana banyak tentara Soviet akan mati, akan terjadi peperangan nuklir dan dapat menuntun dunia ke arah perang dunia ketiga Lamban dan tingkat keberhasilan kecil, belum lagi dengan tipikal Soviet yang suka mengingkari janji sehingga AS tidak akan merasa aman

 

Dalam film ini dapat dilihat bahwa pengambil keputusan Presiden John F. Kennedy, sebagai pihak yang mempunyai wewenang untuk memutuskan kebijakan luar negeri yang akan diambil. AS dapat menjalankan invasi ke Kuba untuk menggagalkan pembangunan instalasi senjata nuklir tersebut, tetapi pilihan ini berpotensi memantik perang nuklir.

Pilihan kedua resikonya lebih kecil dari pilihan pertama. Tetapi membutuhkan waktu untuk menggagalkan pembangunan senjata nuklir tersebut dengan pilihan ini. Bila ini dilakukan akan mengulur waktu Uni Soviet untuk merakit peralatan atau material yang sudah ada sehingga akan mengancam AS. Tetapi pilihan ini lebih halus, tidak begitu memicu kemarahan Uni Soviet karena apabila ini yang dilakukan tidak banyak merugikan Uni Soviet.

Pilihan ketiga yaitu negosiasi adalah pilihan beresiko rendah. Uni Soviet meminta rudal balistik nuklir yang ada di Turki yang mengarah langsung ke Uni Soviet dilucuti dan juga AS diminta untuk tidak mengganggu Fidel Castro (Presiden Kuba). Uni Soviet nampaknya bersikeras mempertahankan tuntutannya.

John F. Kennedy sebagai pengambil keputusan memilih pilihan kedua dan ketiga yaitu melakukan blokade perairan Kuba dan negosiasi. Dengan keputusan itu John F. Kennedy mengambil tindakan negosiasi langsung dengan Khrushchev dan memenuhi tuntutan Khrushchev, sehingga krisispun mereda.

Dengan menggunakan teori ini, pilihan-pilihan yang dimiliki oleh AS dalam menangani krisis Kuba menjadi terlihat lebih jelas. Dalam film ini, pilihan-pilihan didiskusikan oleh presiden dan para penasehatnya. Sebenarnya dalam film ini sendiri masih terdapat banyak teori-teori HI yang lain seperti liberal-moral theory dan game theory serta proses pengambilan kebijakan AS yang menarik untuk dianalisis lebih jauh.

REFERENSI

Waltz, Stephen M. “Rigor or Rigor Mortiz? Rational Choice and Security Studies”. MIT Press Journal. http://mitpress.mit.edu/journals. 2009